Selasa, 23 Oktober 2012

Melepas Status Guru Honorer, Nurhadi Taha Dirindukan Siswanya


Menjadi Guru yang baik, disenangi dan menjadi favorit siswa bukanlah pekerjaan mudah, untuk menjadi guru favorit misalnya dibutuhkan kiat-kiat khusus dalam menyelami profesi sebagai pendidik, baik ketika berada di dalam kelas, di luar kelas dan bahkan di luar sekolah sekalipun. Yang jelas, siswa dimanapun selalu membutuhkan perhatian, bimbingan dan perlakuan yang relevan dengan kondisi kehidupan anak didik, lingkungannya dan tingkatan umur anak didik. Dengan demikian, menjadi guru tidak hanya mentransfer ilmu kepada siswa tapi disisi lain guru juga harus mampu memahami dan mendudukkan anak didiknya secara professional dan proporsional. Jika itu terwujud, maka dimanapun guru itu akan bertugas dan bahkan hingga pensiun sekalipun akan selalu dikenang dan dirindukan oleh anak-anak didiknya, seperti yang dialami oleh Nurhadi Taha ketika melepas tugasnya sebagai Guru honorer di SMP Negeri 5 Satap Batudaa Pantai. Berikut ulasannya.

Beralihnya status dari guru honorer menjadi CPNS bagi Nurhadi Taha ternyata meninggalkan duka bagi SMP Negeri 5 Satu Atap Batudaa Pantai Kab. Gorontalo. Nurhadi Taha yang akrab disapa Pak Guru Yayan oleh murid-muridnya ini harus meninggalkan anak-anak didiknya nan lugu di desa terpencil sana untuk menjalani tugas barunya sebagai Guru CPNS di SMA Negeri 2 Kota Gorontalo. Pengabdian guru yang hobi berorganisasi ini di SMP Negeri 5 Satap Batudaa Pantai ternyata sangat berkesan bagi murid-muridnya. Menurut penuturan Kepala Sekolah Djiba Hasan, Nurhadi Taha di hadapan murid-muridnya termasuk guru yang lincah, aktif dengan gaya dan pola mengajarnya yang disukai anak-anak. “Ia sangat dekat dengan siswa dan dengan gaya khasnya ia begitu spontan mampu menyelami sifat, karakter dan tabiat anak-anak didik, dan itu kelebihan Nurhadi Taha yang sulit ditemui pada guru lainnya” ungkap Djiba hasan memuji. Tidak heran jika sejak kehadiran Nurhadi Taha di sekolah tersebut ungkap Kepsek yang ramah ini benar-benar telah memberi warna tersendiri yang sulit terlupakan begitu saja.

Tidak cukup sampai disitu, selama bertugas di sekolahnya, Nurhadi Taha yang dikenal luas sebagai aktivis di beberapa organisasi kemasyarakatan tersebut sangat berjasa terhadap inovasi dan pengembangan sekolah. Contoh kecilnya, Nurhadi menurut Djiba Hasan mampu menggagas pengaktifan Musholla sekolah, melobi kekurangan bangku sekolah di tingkat legislatif yakni di DPRD Provinsi melalui Sudirman Hinta yang nota bene berasal dari daerah pemilihan Batudaa Cs.

Kepiawian, kelincahan dan kepribadiannya yang begitu tulus dan luwes ketika berhadapan dengan sesama guru, dengan para siswa dan masyarakat sekitar dan bahkan pergaulannya yang demikian luas dengan berbagai elemen di pemerintahan, dan di berbagai organisasi, baik di Provinsi maupun di Kabupaten/Kota, merupakan sisi positif lainnya yang dimiliki oleh seorang Nurhadi Taha. Hal itu ungkap Djiba Hasan merupakan potensi sekaligus menjadi contoh yang layak menjadi sumber referensi bagi guru dimanapun.

Dibagian lain, salah seorang siswa Rivai Dumbela juga tidak ketinggalan mengekspresikan rasa sedihnya, apalagi jika membuka kembali lembaran demi lembaran perjalanan bersama Nurhadi Taha selama mengabdi di sekolahnya. Rivai dengan polos mengaku, kenangan itu sangat berharga dan sulit dilupakan. Perhatian, gaya bicaranya yang tegas, selalu ingin menyenangkan dan memberi semangat kepada para siswa adalah cirri khas yang nampak dari Pak Guru Yayan. Salah satu buktinya tutur Rivai, Pak Guru Yayan pernah mengajak siswa Study Tour ke Kota Gorontalo, aktif melakukan kegiatan ekstrakurikuler berupa kegiatan kesenian, olahraga, pramuka bahkan kegiatan pemilihan putra-putri sekolah yang sangat mengesankan bagi siswa. “torang sanang Pak Guru Yayan mangajar di sekolah ini”, coba kalo tidak ada Pak Guru Yayan, mungkin torang sampai skarang belum dapa lia kota” tuturnya polos. (AM)

Sumber : gemapgri.blogspot.com/.../melepas-status-guru-honorer-nurhadi.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar